Minggu, 20 Januari 2008

Obrolan lepas sang pemimpin kota Palu


SUATU ketika bapak walikota Palu berdiskusi dengan saya tentang program pembangunan di kota. Dan dengan suara lirih beliau menyampaikan, "Ton, tidak bisakah Untad membantu kita untuk memberi contoh bagaimana merancang pembangunan yang partisipatif. Karena mereka banyak pakar, sedangkan saya hanya tamatan SMA, dan bekas pemain bola". 

 Dengan spontan saya langsung menjawab, "Oh, tentu bisa k'Cudy. Cuma maksudnya bantuan seperti apa", beliau menjelaskan bahwa, di Untad itu banyak pakar dari semua disiplin ilmu. Kita serahkan saja semua kewenangan kepada Untad melalui satu Tim Kerja untuk merencanakan, melaksanakan, sekalian monitoring dan evaluasi terhadap sebuah kawasan perkotaan.

Sayapun bertanya,"Kawasan yang mana mau diserahkan pengelolaannya", beliau menjawab, "ya Kelurahan Tondo, disitu kan ada kampus, perumahan dosen, masyarakatnya dari berbagai segmen dan profesi", sayapun berpikir benar apa kata walikota. Beliaupun melanjutkan penjelasannya, disana ada petani, peternak, nelayan, pengrajin dan pedagang, bahkan masyarakat yg terdidik juga disana tempatnya.

Seperti biasa dalam obrolan dengan beliau, saya langsung dapat menangkap apa keinginannya dengan pengelolaan sebuah kawasan perkotaan. Baik k'Cudy saya akan coba komunikasikan dengan kawan2 di kampus, tetapi sebelumnya bisakah lebih konkrit k'Cudy beri gambaran. Beliaupun dengan gaya khasnya terus berceloteh, "Begini Ton, kita minta tolong bagaimana caranya menata ruang, mengelola sampah berbasis masyarakat, mengefektifkan peran RT/RW, bagaimana beternak yg baik, pembinaan UMKM, peningkatan produktifitas pertanian, diversifikasi usaha perikanan dan lain sebagainya.Disana sangat banyak doktor dan proffesornya, saya yakin sukses" kata dia dengan penuh semangat.

Saya lantas menimpali, "insya Allah, kawan2 di kampus akan berhasil menjadikan kelurahan Tondo sebagai sebuah kelurahan percontohan, atau dapat juga dijadikan semacam laboratorium otonomi, sehingga kita tinggal memberitahu saja di 42 kelurahan silahkan datang belajar di kelurahan Tondo kalau mau berhasil membangun dengan pola partisipatif"

Menarik memang obrolan kami ketika itu. Karena langsung terbayang bagaimana sibuknya kawan2 di setiap fakultas mendesain rencananya untuk diaplikasikan di tengah2 masyarakat kelurahan Tondo. Belum lagi mahasiswanya yang turun melakukan identifikasi masalah, membentuk kelompok pendamping, memfasilitasi group2 diskusi, luar biasa kalau dapat terwujud.

Ka'Cudy, kata saya, kalau niat seperti itu bisa direspon oleh kalangan kampus, maka akan banyak orang luar Palu yang datang study banding di kota Palu, dan bahkan banyak sekali skripsi dan disertasi yang lahir dari proses yang dilakukan oleh tim kerja Untad tersebut, sehingga ketika kawan2 di kampus ngoceh di seminar2 mereka tinggal bilang silahkan lihat di kelurahan Tondo, bagaimana cara mengimplementasikan dari konsep2 yang saya kemukakan, dan sudah pasti tidak ada lagi kesan bahwa kehadiran kampus di Sulawesi Tengah ini hanya sebagai sebuah menara gading, Semoga,-

1 komentar:

Sosok Kecil Yang Terindah mengatakan...

wah, alhamdullillah ternyata pimpinan-pimpnan kita sangat visioner,
kalok boleh usul, tuaka-tuakaku, selain Tondo mungkin perlu juga dua tempat percontohan lain,
1. kawasan Ujuna. Participative planning dengan analisis pemegang kepentingan bisa sangat membantu untuk mengangkat jatidiri kawasan lama palu biar bersolek kembali. Namun kendalanya mungkin akan besar. Ini kayaknya gayut dengan MDG khususnya poverty alleviation, slums upgrading, dan khususnya Local Economic Development (LED).
2. kawasan besusu. Karena tanahnya yang relative datar, mungkin bisa kita jadikan kawasan percontohan untuk kawasan non motorized (NMT) dan public transport (PT). Bentuk kawasan NMT dan PT. sudah banyak diterapkan guna mengurangi beban konsumsi minyak dunia. Komunitas-komunitas kecil seperti “Bike to Work” sudah mulai merambah di kota-kota di Indonesia. Terakhir, kabarnya salah satu kota di jawa timur (kalok tidak salah Kediri) meminta menjadi pilot projek NMT dan PT ke departemen Perhubungan, surat itu juga sudah ditembuskan ke PUSTRAL UGM (pusat studi transportasi dan logistic UGM). Waktu kemaren saya ketemu dengan BAPPEDA, Propinsi Jogjakarta, mereka juga tertarik dengan ini, insya allah tahun ini mereka mulai perencanaannya. Mereka minta ke saya untuk dikirimkan beberapa bahan kami di ITC Belanda.
Kalok NMT PT terkait dengan MDG masalah peningkatan infrastructure
Sekali lagi, saya salut sekali dengan niat ini, semoga niat baik tuaka-tuaka bisa terlaksana….
Amieeeen
Wassalam,
Rifai M