Senin, 09 April 2012

Mulhanan Tombolotutu: Anak Muda Kota Palu Silahkan Berekspresi

2011 bakal menjadi tahun pertama bagi Rusdy Mastura – Mulhanan Tombolotutu, sebagai duet pimpinan di Pemerintahan Kota Palu untuk masa jabatan 2010-2015. Menarik untuk melihat visi mereka dalam membangun kota, terutama kacamata mereka dalam melihat dunia anak muda. Untuk itu #5th Step!Magz melakukan interview dengan Mulhanan Tombolotutu selaku Wakil Walikota Palu.


Pak/kak’ Tony, begitu beberapa kalangan muda sering menyapanya, menerima Step!Magz di kantornya yang berkesan elegan. Sambil sesekali mengutak-atik tablet pc, pria yang untuk kedua kalinya menjabat sebagai Wakil Walikota Palu ini menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Step!Magz. Berikut adalah petikan wawancara kami dengan Mulhanan Tombolotutu, semoga bisa menjadi catatan bagi kita semua.

Harapannya visi-misi atau rancangan pembangunan ini tidak sekedar menjadi retorika manis, seperti kelakukan politikus kebanyakan. Menjadi penting bagi kita untuk mencatat beberapa rencana pembangunan di kota ini. Sebagai bagian dari masyarakat, sudah sepantasnya kita mengawasi jalannya pemerintahan dengan kritis. Mari mengkritik jika ada yang salah dan pantas dikritik, mari mendukung jika pantas untuk didukung.

Q: Apa tujuan gaya grafis (masa kampanye) pada meteri kampanye  Cudi-Tony yang bergaya anak muda? Bagaimana anda melihat posisi anak muda di dalam masyarakat dan pembangunan kota Palu?

A: Keberlanjutan pembangunan ke depan adalah milik anak muda, bukan orang tua. Olehnya anak muda itu harus diberi ruang dalam berproses. Supaya dia nanti siap ketika menggantikan yang tua-tua. Kecenderungan anak muda adalah mengekspresikan diri, maka ruang-ruang ekspresi itu yang harus disiapkan, agar terarah dengan baik.

Ruang-ruang seperti apa dimaksud?

Ruang-ruang itu adalah aktivitas. Seperti olahraga, seni-budaya dan komunitas-komunitas hobi.

Terkait ruang-ruang aktifitas itu. Sebelumnya bapak juga menjabat sebagai Wakil Walikota. Selama bapak menjabat tersebut, apa saja yang sudah Pemerintah Kota Palu lakukan bagi anak muda? Selanjutnya apa yang akan bapak lakukan selama masa jabatan 2010 – 2015?

Yang kami lakukan adalah event-event. Seperti olahraga, kesenian dan komunitas hobi itu, seperti : hobi dancing, camping, motor, tracking dan lain-lain. Ini yang selalu coba kami akomodir.

Di Palu ini yang kita akan prioritaskan pada tahun ini adalah penataan kawasan dan kebersihan. Penataan kawasan itu diantaranya adalah ruang-ruang publik. Ruang-ruang publik itu banyak di tempat nongkrong anak muda. Café yang representatif dan tempat-tempat untuk menyalurkan bakat ekspresi. Tapi ini prioritas pada beberapa tahun ke depan. Untuk tahun ini kita fokus pada penataan ruang kota. Infrastruktur yang kami siapkan ada dua tempat di pinggir pantai yang sudah kami siapkan untuk tempat konser. Palu ini kekurangan gedung-gedung pertunjukan dan ruang terbuka tempat konser. Sehingga jika kita bangun tempat-tempat itu, kota kita ini akan menjadi tujuan tour yang dilakukan oleh event organizer di Jakarta. Mereka kan akan tinjau, Palu ini representatif atau tidak, untuk melaksanakan konser-konser besar. Selain itu kami juga akan lebih memperhatikan seni-seni tradisi.

Ada berbagai prestasi yang didapatkan oleh anak muda kota Palu. Terakhir di bidang film, para sineas muda kita bisa mendapatkan prestasi (FFI 2010 dan JiFest 2010). Apa pendapat bapak tentang prestasi-prestasi tersebut?

Mereka ketika mau membuat acara, ada beberapa kali yang mengajak kita untuk bisa support. Kalo bisa kami support, pasti kami support. Sebelum itu ada pemutaran beberapa film dokumenter di Taman Budaya, saya diundang. Di tengah kesibukan saya, saya usahakan untuk menghadiri.

Prestasi-prestasi anak muda di Palu ini, tidak terlepas dari kondisi yang ada. Kalau kondisi kondusif – itu bisa mendorong prestasi. Suasana seperti ini yang kita ingin coba kembangkan terus. Makanya ruang-ruang publik itu sebagai infrasturktur serta tempat-tempat nongkrong anak muda itu, kita tunjang. Mudah-mudahan 2011 ini penataan ruang publik di kawasan pantai itu sudah bisa kita selesaikan.

Persoalan ruang-publik selalu menjadi arena perebutan antara masyarakat, pemerintah dan swasta. Terkadang banyak ruang publik yang terlalu banyak branding perusahaan swasta. Hal ini membuat ruang publik terkadang terasa ‘angker’ bagi anak muda (sebagai bagian dari masyarakat)?

Dalam membangun sebuah kota diperlukan sinergisitas antara komponen komunitas yang menggunakan ruang publik,  Komponen swasta yang juga menggunakan ruang publik dan pemerintah yang menyediakan ruang publik. Ketiga ini harus bersinergi.

Saya sudah beberapa kali bertemu dengan pihak advertaising – asosiasinya. Tidak menutup kemungkinan branding ini kita desain sebagai aksesori kota. Sehingga penempatannya  itu harus memiliki nilai ekstetika. Karena pihak swasta adalah produsen yang butuh orang lihat, yang mereka kejar adalah ruang publik – sebab di sana ada banyak orang. Komunitas juga memburu itu, karena mereka juga mau menunjukan eksistensi dirinya dan menunjukan ekspresi mereka. Maka pemerintah harus menjadi fasilitator, sehingga bisa saling menunjang.

Salah satu yang bisa menunjang dunia kreatif anak muda adalah baiknya dunia referensi – seperti alur informasi, buku, internet dan lain-lain. Apakah pemerintah sudah memiliki rancangan untuk menunjang hal-hal seperti itu?

Tahun 2011 Taman GOR akan kita benahi, kita tata sedemikian rupa. Di sana kita ingin ada ruang bermain, perpustakaan dan wi-fi. Bayangan kita, kalau keluarga ke sana : anak kecil bisa bermain, kakaknya bisa membaca buku atau berinternet. Yang lebih dewasa bisa menikmati suasana taman, mereka bisa duduk di kafe-kafe tenda yang sederhana.

Pertanyaan terakhir. Pesan bapak untuk anak muda kota Palu?

Anak muda kota Palu silahkan berekspresi! saya kira mereka bisa mengisi seluruh ruang Palu ini. Ruang kota ini adalah milik mereka, kami hanya mensinergiskan dalam berbagai kegiatan.

Mereka adalah penerus bagi generasi yang sekarang ini, mereka adalah pemilik negeri ini untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu sebelum dia memerintah atau mengabdikan dirinya pada generasi berikutnya – mereka harus menyiapkan dirinya. Model mempersiapkan diri bisa macam-macam. Mulai hari ini mereka harus berani melakukan terobosan-terebosan dan mengakses dunia luar itu. Selanjutnya diadaptasikan dalam nilai-nilai lokal di sini.

Visi kami Palu Untuk Semua – City For All. Artinya orang yang tinggal di Palu itu memiliki rasa nyaman dan kebahagiaan. Memilik akses di bidang pendidikan dan kesehatan yang sama. Dari manapun asalnya dia, tapi dia mengabdikan dirinya untuk kota ini adalah orang Palu. Dan Palu adalah bagian integral dari NKRI. Olehnya siapa saja – dari manapun asalnya – agama apapun – golongan apapun – profesi apapun – mereka adalah pemilik kota Palu. Ok. (fikrie&angga)


Tidak ada komentar: